Saturday, June 21, 2008

Toleransi Beragama

Toleransi beragama belakangan ini makin memprihatinkan. Orang Islam satu menyebutkan orang Islam lainnya bukan orang Islam. Padahal mereka membaca kitab yang sama, dan shalat dengan cara yang sama. Posisi Islam dalam pemerintahan Bush di Amerika menggantikan posisi komunis Soviet yang sudah collapse, sebagai musuh bersama. Menyerang negara Islam Irak dengan tuduhan palsu kepemilikan senjata pemunah massal, menyebabkan kematian lebih dari 1,2 juta rakyat Irak pada saat tulisan ini diturunkan. Menumbuhkan kebencian yang makin dalam masyarakat Islam terhadap Amerika. Israel pada tahun 1948 menyerbu, menteror Palestina Jerusalem menyebabkan ratus ribu orang Palestina mengungsi luntang-lantung kehilangan tempat tinggal, dan proses ini berlanjut terus hingga sekarang dengan perluasan pemukiman Jahudi ditanah Palestina, mengisolir pemukiman Palestina dibalik tembok dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Israel tidak memperdulikan protes Internasional karena mendapat dukungan beberapa negara Kristen yang kuat, terutama Amerika Serikat.Teror Israel hanya dapat dibalas dengan bom bunuh diri oleh rakyat Palestina, karena kekuatan militer yang sama sekali tidak seimbang. Ketiga agama Ibrahim yang mempromosikan monoteisme, terasa makin jauh satu sama lain.

Al-Maidah 69: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan Sabi’ah dan Nasrani – Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat baik – Ketakutan tidak akan menimpa mereka, dan mereka tak akan susah.


Dengan perkataan lain Allah menjanjikan dalam al-Quran bahwa orang Kristen dan Jahudi bersama-sama dengan orang Islam akan merasa aman kelak dihari kemudian asal beramal baik dan percaya kepada Allah dan hari kemudian. Quran tidak mengatakan orang yang bukan beragama Islam akan masuk neraka – yang ada justru kebalikannya.

Al-Maidah 82: Sesungguhnya engkau akan menemukan kaum Yahudi sebagai orang yang paling keras memusuhi orang orang beriman; demikian pula orang orang musrik; dan engkau akan menemukan yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah orang-orang yang berkata: Kami adalah orang Nasrani. Ini disebabkan karena sebagian mereka adalah pendeta dan rahib, dan arena mereka itu tidak sombong.


Al Quran tidak menganjurkan orang Islam untuk melakukan kekerasan terhadap orang Kristen, al Quran menyapanya dengan “yang paling dekat persahabatannya dengan dengan orang-orang beriman”. Alasannya karena mereka tidak sombong, dan mampu mencetak orang-orang suci yang dekat kepada Allah.

Kecenderungan orang ketika membaca kata ‘kafir’ dalam al-Quran diartikan sebagai sebagai semua orang yang bukan beragama Islam. Jika kita menelaah lebih dalam, al-Quran menggunakan kata tersebut terhadap orang-orang yang secara aktif menganiaya, menyiksa dan menantang orang Islam. Dalam bahasa Arab kuno kafir artinya orang yang tidak tahu berterimakasih. Jadi para politeis (musrikun) yang berusaha melenyapkan Islamlah yang cenderung dikategorikan sebagai kafir.

Orang Kristen, seperti kita lihat diatas sama sekali keluar dari katagori kafir. Kerajaan Kristen Ethiopia pada tahun 615 memberikan perlindungan terhadap pengungsi Islam dari Mekkah diantaranya ada wanita yang kemudian hari menjadi istri Nabi Muhammad. Rajanya menghormati agama mereka dan memberikan perlindungan. Nabi Muhammad belakangan menganjurkan pengikutnya agar tidak berbuat kerusakan terhadap orang Ethiopia.

Al-Baqarah 105: Orang-orang kafir dari golongan kaum ahli kitab dan kaum musyrik, tidak senang bahwa suatu kebaikan diturunkan kepada kamu dari Tuhan kamu. Dan Allah memilih siapa yang dia kehendaki untuk menerima rahmatNya; dan Allah itu yang memiliki karunia yang besar.


Ayat ini menjelaskan bahwa al-Quran tidak menyatakan semua orang Kristen dan Jahudi sebagai kafir. Pada awal perkembangan Islam di Mekkah dan Medinah kaum ahli kitab ada yang bergabung dengan kaum musrik untuk memusuhi orang Islam. Orang yang memusuhi Islam inilah yang desebut sebagi kafir.

Al Maidah 51: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil kaum Yahudi dan kaum Nasrani sebagai kawan (auliya). Sebagian mereka adalah kawan sebagian yang lain. Dan barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai kawan, maka ia adalah golongan mereka.


Ini sebenarnya bukan terjemahan yang baik, “auliya” (dari kata dasar wali) diterjemahkan sebagai kawan. Pada jaman nabi Muhammad, di negeri Arab seseorang dapat menjadi anggota kehormatan dari suku yang lain biasanya suku yang memiliki kekuatan politis yang kuat. Jika demikian maka dia secara politis menyerahkan dirinya kepada mereka, menjadikan mereka sebagai pelindungnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kawan didefinisikan sebagai “orang yang sudah lama dikenal, dan sering berhubungan di hal tertentu (dalam bermain belajar, bekerja, dsb)”. Kata auliya disini tidak tepat diterjemahkan sebagai kawan melainkan lebih baik deterjemahkan sebagai “pelindung (secara politis)”.

Al-Quran menyatakan bahwa orang Kristen adalah yang paling dekat kecintaannya terhadap Muslim, tidak ada keberatan sama sekali terhadap “persahabatan” diantara keduanya.